Selamat datang di blog Media Public

Sabtu, 05 November 2011

M A R A H

Siapa pun bisa marah - marah itu mudah. Tetapi, marah pada orang yang tepat, dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, semi tujuan yang benar, dan dengan cara yang baik - bukan hal mudah. (Aristoteles)

Wanita dapat memendam cinta selama 40 tahun, tetapi tidak dapat memendam kebencian dan kemarahan walau sesaat. (Peribahasa Arab)

Marah dapat dikatakan sebagai reaksi kuat atas sesuatu yang tidak menyenangkan dan mengganggu pada seseorang sehingga menimbulkan bentuk luapan rasa tidak puas terhadap sesuatu. Bentuk ketidakpuasan itu bisa beragam, mulai dari kejengkelan yang ringan sampai angkara murka dan mengamuk.

Pada hakikatnya marah adalah reaksi emosional yang sangat wajar, karena merupakan tabi'at dari manusia yang tidak bisa dihilangkan seperti juga perasaan takut, sedih dan rasa bersalah. Hanya biasanya kemarahan itu memunculkan dampak langsung yang lebih merusak.

Walau bersifat alami dan normal namun marah tidak timbul dengan sendirinya. Ia merupakan respon dari seseorang ketika mendapat ancaman, hal yang membahayakan, kekerasan verbal, perlakukan tidak adil, kebohongan dan manipulasi oleh orang lain. Dengan kata lain marah timbul karena batas-batas emosi yang kita miliki telah terganggu atau terancam. Secara internal, marah bisa terjadi ketika menghadapi masalah-masalah pribadi, mengingat peristiwa yang sangat mengganggu pikiran, kekecewaan pada situasi lingkungan, kurang percaya diri, dsb. Sementara secara eksternal, marah bisa timbul karena menghadapi kepadatan lalulintas, mendapat ancaman, hak-hak pribadinya diperlakukan tidak adil,dsb.

Ketika seseorang marah, maka detak debar jantung semakin cepat, tekanan darah dan aliran adrenalin juga meningkat. hal ini bisa menyebabkan perubahan psikologis yang akan menyebabkan timbulnya reaksi agresif dan perlakuan kasar dari sang pemarah. Akibat bagi dirinya akan berbentuk emosi dan energi sosial yang semakin rusak. Lebih jauh interaksi sosial positif bakal terganggu. Pertanyaannya adalah apakah seseorang tidak boleh marah???

Menurut Heman Elia, seorang psikolog, menuntut agar anak tidak marah bukan saja tidak realistis, namun juga kurang sehat. Anak yang kurang mampu memperlihatkan rasa marah dapat menderita cacat cukup serius dalam hubungan sosialnya kelak. Ia mungkin akan tampak seolah tidak memiliki daya tahan atau kekuatan untuk membela diri dalam menghadapi tekanan sosial. Akibatnya, ia mudah terpengaruh dan mudah menjadi objek manipulasi orang lain. Jika demikian halnya, maka kita juga harus memiliki rasa marah, tetapi marah yang tepat dan sudah dikelola dengan baik..

Dahulu kala ada seorang lelaki yang datang menemui Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam dan mengatakan, “Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepada saya sebuah ilmu yang bisa mendekatkan saya ke surga dan menjauhkan dari neraka.” Maka beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan tumpahkan kemarahanmu. Niscaya surga akan kau dapatkan.” (HR. Thobrani, Shohih)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rohimahulloh  mengatakan, “Bukanlah maksud beliau untuk melarang memiliki rasa marah. Karena rasa marah itu bagian dari tabi’at manusia yang pasti ada. Akan tetapi maksudnya ialah kuasailah dirimu ketika muncul rasa marah. Supaya kemarahanmu itu tidak menimbulkan dampak yang tidak baik. Sesungguhnya kemarahan adalah bara api yang dilemparkan oleh syaithan ke dalam lubuk hati bani Adam. Oleh sebab itulah anda bisa melihat kalau orang sedang marah maka kedua matanya pun menjadi merah dan urat lehernya menonjol dan menegang. Bahkan terkadang rambutnya ikut rontok dan berjatuhan akibat luapan marah. Dan berbagai hal lain yang tidak terpuji timbul di belakangnya. Sehingga terkadang pelakunya merasa sangat menyesal atas perbuatan yang telah dia lakukan.”

Marah memiliki kekuatan yang sangat dahsyat untuk membangun atau menghancurkan kehidupan seseorang. Ketika marah dikelola dengan baik, kekuatannya dapat membangun kehidupan seseorang menjadi lebih baik, tetapi begitu juga sebaliknya ketika marah tidak dikelola dengan baik maka akan menghancurkan kehidupan seseorang. Lantas, bagaimanakah mengelola marah dengan baik sehingga menjadi bermanfaat???

Marah yang bermanfaat adalah marah yang tepat dan sudah dikelola dengan baik. Hal ini jelas tidak mudah, butuh waktu, kesabaran dan hati yang lapang, tapi bukan berarti tidak dapat dilakukan. Langkah pertama yang perlu dilatih terus menerus adalah menyadari ketika kita merasa marah. Sadari bahwa saat ini aku sedang marah. Proses menyadari adalah langkah awal untuk mengendalikan dan mengelola amarah.

Setelah menyadari, seseorang perlu memahami dan menerima alasan kenapa ia marah. Inilah langkah yang kedua, proses memahami dan menerima bahwa ada sesuatu yang membuatnya marah. setelah kita memahami penyebab terjadinya marah, diharapkan kita mampu menempatkan menempatkan penyebab amarah secara proporsional.

Langkah yang ketiga adalah mengelola atau mengekspresikan amarah dengan tepat. Jika kita punya alasan yang tepat, misalnya bukan hanya meluapkan emosi, tetapi juga demi pembelajaran bagi orang lain, kita dapat mengungkapkan kemarahan kita.

Cara lain yang dapat kita lakukan adalah mengelola dengan mengubah amarah yang kita rasakan menjadi hal yang positif bagi diri kita. Kita dapat mencoba melihat sisi positif dari kejadian yang membuat kita marah, mengambil hikmah atau pembelajaran dari kejadian tersebut.

Disamping itu, Syaikh Wahiid Baali hafizhohulloh menyebutkan beberapa tips untuk menanggulangi marah. Diantaranya ialah:
  1. Membaca ta’awudz yaitu, “A’udzubillahi minasy syaithanir rajiim”.
  2. Mengingat besarnya pahala orang yang bisa menahan luapan marahnya.
  3. Mengambil sikap diam, tidak berbicara.
  4. Duduk atau berbaring.
  5. Memikirkan betapa jelek penampilannya apabila sedang dalam keadaan marah.
  6. Mengingat agungnya balasan bagi orang yang mau memaafkan kesalahan orang yang bodoh.
  7. Meninggalkan berbagai bentuk celaan, makian, tuduhan, laknat dan cercaan karena itu semua termasuk perangai orang-orang bodoh.
Namun yang paling sederhana dalam mengelola marah adalah sebagaimana yang dianjurkan oleh Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam : “Apabila salah seorang dari kalian marah dalam kondisi berdiri maka hendaknya dia duduk. Kalau marahnya belum juga hilang maka hendaknya dia berbaring.” (HR. Ahmad, Shohih)

Demikian, semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin!!!

SUMBER :
  • http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/jangan-marah.html
  • http://kesehatan.kompas.com/read/2009/04/24/20510849/Marah.yang.Bermanfaat
  • http://ronawajah.wordpress.com/2008/04/12/mengelola-marah/
  • http://www.google.co.id/imglanding?q=orang+marah&hl=id&sa=G&biw=1360&bih=584&gbv=2&tbs=isch:1&tbnid=54Iy1xDNLcbpXM:&imgrefurl=http://inspirasisukseshhk.blogspot.com/2010/10/tidak-mudah-marah.html&imgurl=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgK3vtkK4_S_bgSsTN_RLXv84txAM6-9oEUDc4K1GvXw8K1uWawlJR0e4tM96ykAzh53luKPLqhupWykEbLlirb1GOYPTGgtt50orEXXZxMGyoztLB9-9wB5a4Yn5xPL3Abd6QRPFQR2c_l/s1600/Cara%252BMengatasi%252BMarah.png&ei=LW-ATe7kD8exrAe495yzBw&zoom=1&w=271&h=351&iact=rc&oei=LW-ATe7kD8exrAe495yzBw&page=1&tbnh=138&tbnw=107&start=0&ndsp=22&ved=1t:429,r:2,s:0
Readmore »» M A R A H